Makalah Kenakalan Remaja
MAKALAH
KENAKALAN REMAJA
(Diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Akhlak Tasauf)
Disusun oleh :
MADRASAH ALIYAH NEGERI SUKAMANAH
SUKARAPIH SUKARAME
TASIKMALAYA
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat , karunia dan hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya
tugas karya tulis ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya yang setia
menemani hingga akhir zaman. Adapun judul karya tulis ini yakni “Kenakalan
Remaja”.
Penulis menyadari bahwa tugas karya tulis ini
masih banyak memiliki kekurangan.Oleh karena itu segala saran dan kritik yang
membangun , penulis harapkan untuk kemajuan masa-masa mendatang.
Harapan penulis semoga penulis tugas karya
tulis ini dapat diambil manfaatnya oleh pembaca.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................
i
DAFTAR ISI...................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1
1.1 Latar Belakang Permasalahan....................................................................
1
1.2 Tujuan Penulisan........................................................................................
2
1.3 Sumber Data..............................................................................................
2
1.4 Rumusan Masalah......................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................
3
2.1 Konsep Kenakalan Remaja........................................................................
3
2.2 Landasan Teori..........................................................................................
3
2.3 Masa Remaja.............................................................................................
4
A. Dimensi Biologis................................................................................
4
B. Dimensi Kognitif................................................................................
5
C. Dimensi Moral....................................................................................
5
D. Dimensi Psikologis.............................................................................
6
BAB III KENAKALAN REMAJA................................................................
8
3.1 Pengertian Kenakalan Remaja...................................................................
8
3.2 Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan
Remaja.............................................
8
BAB IV MASALAH-MASALAH REMAJA................................................
10
4.1 Masalah Remaja.........................................................................................
10
A. Gangguan Emosi................................................................................
10
B. Penyalahgunaan Obat Bius dan
Alkohol...........................................
11
C. Kehamilan..........................................................................................
12
D. Masalah Pergaulan Bebas
Pria-Wanita...............................................
12
E. Kecanduan Narkotika Pada Remaja..................................................
14
F.
PORNOGRAFI.................................................................................
16
BAB V PENUTUP..........................................................................................
18
5.1 Saran..........................................................................................................
18
5.2 Kesimpulan................................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Permasalahan
Tumbuh kembang remaja pada zaman
sekarang sudah tidak bisa lagi dibanggakan. Perilaku kenakalan remaja saat ini
sulit diatasi. Baru-baru ini sering kita dengar berita ditelevisi maupun radio
yang disebabkan oleh kenakalan remaja diantaranya tawuran, pemerkosaan yang
dilakukan oleh pelajar, pemakaian narkoba, dan lain-lain.
Kehidupan remaja pada masa kini
mulai memprihatinkan. Remaja yang seharusnya menjadi kader-kader penerus bangsa
kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan Bangsa dan Negara. Bahkan
perilaku mereka cenderung merosot.
Sungguh sangat di sayangkan para
remaja saat ini dengan mudah melakukan perubahan social dan budaya dengan
mengadopsi budaya luar tanpa adanya filter. Meningkatnya kenakalan remaja saat
ini merupakan salah satu dampak dari media informasi yaitu program siaran
televisi yang dinilai kurang memberikan nilai edukatif bagi remaja ketimbang
nilai amoralnya. Hal ini disebabkan karena industri perfilman kurang memberikan
pesan-pesan moral terhadap siaran yang ditampilkan. Dapat diperhatikan dalam
berbagai program televisi seperti pada sinetron-sinetron maupun reality show
yang banyak menayangkan tentang pergaulan bebas remaja bersifat pornografis,
kekerasan, hedonisme dan sebagainya untuk selalu ditampilkan dilayar kaca. Oleh
karena program tersebut banyak diminati publik, khususnya remaja. Sehingga
dapat memberikan suatu peluang bisnis bagi pihak stasiun TV yaitu misalnya
berupa banyaknya iklan yang masuk.Berbagai acara yang menayangkan tentang
pergaulan bebas remaja di kota besar yang sarat akan dunia gemerlap (dugem).
Seperti tayangan remaja dalam mengonsumsi obat-obatan terlarang, cara
berpakaian yang terlalu minim alias kurang bahan / sexy, goyang-goyangan yang
sensual para penyanyi dangdut, kisah percintaan remaja hingga menimbulkan seks
bebas, ucapan-ucapan kasar dengan memaki-maki atau menghina dan sebagainya.
Inilah yang seringkali menjadi contoh tidak baik yang sering mempengaruhi
remaja-remaja yang berada di kota maupun di daerah untuk mengikuti perilaku
tersebut.
1.2 Tujuan
Penulisan
1.
Memahami pengertian kenakalan remaja
2.
Mengetahui penyebab kenakalan remaja dan
gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah pada kenakalan
remaja serta untuk memahami hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menanggulangi
kenakalan remaja.
1.3 Sumber
Data
Tinjauan pustaka tentang kenakalan
remaja melalui web internet
1.4 Rumusan
Masalah
Dari latar belakang permasalahan
di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
“Terjadinya pergeseran
kepribadian dan kebudayaan di kalangan remaja”
“Apa saja permasalahan pada dunia
pergaulan remaja pada masa sekarang ini dan bagaimana cara mensiasatinya ?”
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep
Kenakalan Remaja
Pada dasarnya kenakalan remaja
menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma
yang hidup di dalam masyarakatnya. Kartini Kartono (1988 : 93) mengatakan
remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita
cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat,
sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan
disebut “kenakalan”. Dalam Bakolak inpres no: 6 / 1977 buku pedoman 8,
dikatakan bahwa kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku / tindakan remaja
yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama serta ketentuan hukum
yang berlaku dalam masyarakat.
2.2 Landasan
Teori
Kebudayaan sangat erat hubungannya
dengan masyarakat.Cultural determinism: Segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri (Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski )
Budaya atau kebudayaan berasal
dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi
(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari
kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, juga segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward B. Tylor,
kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Sifat hakikat kebudayaan sebagai
berikut :
·
Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat
perilaku manusia
·
Kebudayaan telah ada terlebih dahulu
mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya
usia generasi yang bersangkutan
·
Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan
diwujudkan tingkah lakunya
·
Kebudayaan mencangkup aturan-aturan yang
berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak,
tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan
2.3 Masa
Remaja
Masa remaja merupakan masa dimana
seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan
mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh
dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja
sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau
kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan social. Memang banyak
perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali
perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai
pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang
dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai
dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu
dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut
A. Dimensi
Biologis
Pada saat seorang anak memasuki
masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau
pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan
yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki
kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi
aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic
hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu:
1. Follicle-Stimulating Hormone
(FSH);
2. Luteinizing Hormone (LH). Pada
anak perempuan, kedua hormone tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan
progesterone dua jenis hormone kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing
Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH)
merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari
hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak
perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya
sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai
berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot,
dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk
fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa
mereka pada dunia remaja.
B. Dimensi
Kognitif
Perkembangan kognitif remaja,
dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan
periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period
of formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki
pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan
abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga
mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah
beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan
abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti
ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka
akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka
sendiri.
C. Dimensi
Moral
Masa remaja adalah periode dimana
seseorang mulai bertanya-tanyamengenai berbagai fenomena yang terjadi di
lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot
Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri
dalam menghadapi masalahmasalah populer yang berkenaan dengan lingkungan
mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja
tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang
diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan
keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif
lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar
dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan
kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya “kenyataan” lain di
luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya
D. Dimensi
Psikologis
Masa remaja merupakan masa yang
penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat
cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed
Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk
berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang
dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang
drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah,
pekerjaan sekolah, atau kegiatan ehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang
mudah berubah-ubah dengancepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau
masalah psikologis. Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan
berkurang dengan sendirinya jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata. Pada
saat itu, Remaja akan mulai sadar bahwa orang lain tenyata memiliki dunia
tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang dihadapi atau pun dipikirkannya.
Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang lain kemudian
menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja mulai dihadapkan dengan
realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan
kenyataan. Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga
seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka.
Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan
belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja
yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan perbuatan mereka, akan
tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan
mampu bertanggung-jawab. Dari beberapa dimensi perubahan yang terjadi pada
remaja seperti yang telah dijelaskan diatas maka terdapat kemungkinan – kemungkinan
perilaku yang bisa terjadi pada masa ini. Diantaranya adalah perilaku yang
mengundang resiko dan berdampak negative pada remaja. Perilaku yang mengundang
resiko pada masa remaja misalnya seperti penggunaan alcohol, tembakau dan zat
lainnya; aktivitas social yang berganti – ganti pasangan dan perilaku menentang
bahaya seperti balapan, selancar udara, dan layang gantung (Kaplan dan Sadock,
1997). Alasan perilaku yang mengundang resiko adalah bermacam – macam dan
berhubungan dengan dinamika fobia balik ( conterphobic dynamic ), rasa takut
dianggap tidak cakap, perlu untuk menegaskan identitas maskulin dan dinamika
kelompok seperti tekanan teman sebaya.
BAB III
KENAKALAN REMAJA
3.1 Pengertian
Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja (juvenile delinquency)
adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat
yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa.
Sedangkan Pengertian kenakalan
remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah :
1. Semua perbuatan yang dari orang
dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua
yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
2. Semua perbuatan penyelewengan dari
norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
3. Semua perbuatan yang menunjukkan
kebutuhan perlindungan bagi sosial.
3.2 Faktor-Faktor
Penyebab Kenakalan Remaja
Perilaku nakal remaja biasa
disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun dari luar
(eksternal)
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang
datangnya dari dalam tubuh remaja sendiri. Faktor intern ini jika mendapatkan
contoh-contoh yang kurang mendidik dari tayangan televisi akan menimbulkan niat
remaja untuk meniru adegan-adegan yang disaksikan pada isi program televisi
tersebut. Khususnya menyangkut masalah pergaulan remaja di zaman sekarang yang
makin berani mengedepankan nilai-nilai budaya luar yang tidak sesuai dengan
adat budaya bangsa. Akhirnya keinginan meniru tersebut dilakukan hanya sekedar
rasa iseng untuk mencari sensasi dalam lingkungan pergaulan dimana mereka
bergaul tanpa batas dan norma agar dipandang oleh teman-temannya dan masyarakat
sebagai remaja yang gaul dan tidak ketinggalan zaman. Timbulnya minat atau
kesenangan remaja yang memang gemar menonton acara televisi tersebut
dikarenakan kondisi remaja yang masih dalam tahap pubertas. Sehingga rasa ingin
tahu untuk mencontoh berbagai tayangan tersebutyang dinilai kurang memberikan
nilai moral bagi perkembangan remaja membuat mereka tertarik. Dan keinginan
untuk mencari sensasipun timbul dengan meniru tayangan-tayangan tesebut, akibat
dari kurangnya pengontrolan diri yang dikarenakan emosi jiwa remaja yang masih
labil.
2. Faktor Ekstern
adalah faktor yang datangnya dari
luar tubuh remaja. Faktor ini dapat disebut sebagai faktor lingkungan yang
memberikan contoh atau teladan negatif serta didukung pula oleh lingkungan yang
memberikan kesempatan. Hal ini disebabkan karena pengaruh trend media televisi saat
ini yang banyak menampilkan edegan-adegan yang bersifat pornografi, kekerasan,
hedonisme dan hal-hal yang menyimpang dari nilai moral dan etika bangsa saat
ini. sepertinya media televisi telah memaksa remaja untuk larut dalam
cerita-cerita yang mereka tampilkan seolah-olah memang begitulah pergaulan
remaja seharusnya saat ini. Yang telah banyak teradopsi oleh nilai-nilai budaya
luar yang kurang dapat mereka seleksi mana yang layak dan yang tidak layak
untuk ditiru.
3. Kurangnya perhatian dari orang tua
dan lingkungan yang memang menyediakan pergaulan buruk. Maka memberikan dampak
buruk pula bagi remaja untuk mudah larut dalam hal-hal negatif. Baik dari
tayangan televisi maupun dari pergaulan teman-temannya. Kurangnya perhatian
orang tua banyak para remaja mencari perhatian didunia luar. Mereka cenderung
melakukan atau mencari kesenangan di lingkungan pergaulannya. Ikut-ikutan dan
tak lagi dapat membedakan yang mana baik dan buruk. Rasa takut hilang karena
menganggap banyak temannya yang melakukan hal keliru tersebut. Hingga akhirnya
ketergantungan dan mereka terus melakukannya berulang kali seperti halnya biasa
dan membentuk sebuah budaya yang tak bisa lepas dari hidup mereka. Seperti
mengkonsumsi minuman keras, narkoba dan kegiatan lain yang dinilai dapat memberikan
kesenangan sesaat. Dan dampak dari kegiatan tersebut akan menciptakan
orang-orang yang hedonis.
BAB IV
MASALAH-MASALAH REMAJA
4.1 Masalah
Remaja
Remaja adalah masa ketika
identitas dikembangkan lebih besar (Erikson, 1963). Suatu kelompok anak berumur
11 tahun adalah betul-betul homogen. Bagaimanapun juga, 6 tahun kemudian ada
beberapa yang menjadi anak nakal, yang lain menjadi siswa teladan, beberapa
menjadi ahli matematika, ada yang pemain drama, dan yang lain lagi ahli mesin.
Pengalaman di rumah dan di sekolah sebelum remaja, berperan penting dalam
menentukan remaja sebagai individu. Demikian juga pengalaman di SMP dan SMA
berperan penting dalam membantu siswa-siswa melalui masa-masa sulit untuk
sebagian besar mereka.
Hampir sebagian besar anak
remaja mengalami suatu konflik emosi (Blos, 1989). Untuk sebagian besar
remaja, kekacauan emosi dapat ditangani dengan sukses, tetapi untuk beberapa
remaja lari pada obat bius atau bunuh diri.
A. Gangguan
Emosi
Gangguan emosi yang serius sering
timbul pada anak-anak remaja. Mereka mengalamidepresi, kecemasan yang berlebihan tentang kesehatan
sampai pikiran bunuh din i atau mencoba bunuh diri (Mosterson, 1987). Banyak
anak remaja yang terlibat dalam kenakalan remaja, bertingkah laku aneh, minum
minuman keras, kecanduan obat bius, alkohol, sehingga memerlukan bantuan yang
serius. Pendidik-pendidik di sekolah menengah dan sekolah menengah atas harus
sensitif terhadap fakta bahwa anak-anak remaja yang sedang mengalami masa-masa
sulit dan gangguan emosional merupakan hal yang umum. Oleh karena itu, guru
hendaknya mencoba mengetahui bahwa anak-anak remaja bisa mengalami depresi,
putus harapan, tingkah laku yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, dan semua
ini membutuhkan bantuan. Di sini peranan konselor dan psikolog amat penting.
B. Penyalahgunaan
Obat Bius dan Alkohol
Penyalahgunaan obat bius dan
alkohol bertambah secara dramatis akhir-akhir tahun ini. Beberapa dari
siswa-siswa SMA, terutama di kota-kota besar, menggunakan mariyuana dan
minum-minuman keras (bahkan sudah merambat ke desa-desa). Obat bius yang juga
disebut sebagai drugs. Drugs terdiri dari hard drugs dan soft
drugs. Obat keras (hard drugs) bisa mempengaruhi saraf dan jiwa si penderita secara
cepat.
Waktu ketagihannya berlangsung
relatif pendek. Jika si penderita tidak segera mendapat jatah obat tersebut,
dia bisa meninggal. Sedangkan soft drugs bisa mempengaruhi saraf dan
jiwa penderita, tetapi tidak terlalu keras. Waktu ketagihannya agak panjang dan
tidak mematikan. Gejala siswa yang menggunakan narkoba antara lain: badan tidak
terurus dan semakin lemah, tidak suka makan, matanya sayu dan merah, pembohong,
malas, daya tangkap otaknya melemah, mudah tersinggung dan mudah marah.
Banyak remaja yang memakai narkoba
karena mula-mula iseng, rasa ingin tahu, atau sekadar ikut-ikutan teman. Ada
juga remaja yang menggunakan narkoba karena didorong oleh nafsu mendapatkan
status sosial yang tinggi, ingin pengakuan atas egonya, serta untuk menjaga
gengsi. Beberapa kelompok anak remaja lain menggunakan narkoba karena ingin
lari dan kesulitan hidup dan konflik-konflik batin. Anak remaja merasa menjadi
“orang super” jika bisa merokok dan diberi ganja dan diselingi minuman keras atau minum Wie Seng, semacam
arak keras yang berkadar alkohol yang sangat tinggi. Segala kesulitan hidup,
kesulitan di sekolah, di rumah bisa hilang lenyap diganti dengan rasa nikmat
(teler) walaupun sesaat.
Usaha sekolah atau guru untuk
menolong remaja yang terlibat dalam narkoba ini adalah mula-mula mencari sumber
penyebab remaja menggunakan narkoba, sehingga guru dapat menanggulangi dan
sumber tersebut. Usaha lain adalah melakukan tindakan preventif yang lebih
praktis dan segera dapat dilakukan. Langkah-langkah yang dapat diambil misalnya
melalui lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
C. Kehamilan
Kehamilan dan melahirkan anak
bertambah di antara beberapa kelompok gadis remaja, terutama pada masyarakat
yang kurang mampu. Jika laki-laki remaja sering bertingkah laku sebagai anak
nakal untuk mencoba membuktikan kemandirian mereka dan kontrol orang dewasa,
demikian juga bagi gadis remaja. Mereka membuktikannya dalam bentuk seks dan di
banyak kasus dengan mempunyai anak, sehingga memaksa dunia melihat mereka
sebagaiorang dewasa. Sejak melahirkan anak, gadis
remaja menjadi sulit untuk melanjutkan sekolah atau mencari pekerjaan. Oleh
karena itu, peranan sekolah dalam membantu gadis yang mengalami “kecelakaan”
sangat dibutuhkan. Sebaiknya, sekolah tidak mengeluarkan remaja yang hamil di luar nikah. Biarlah mereka tetap
diperbolehkan meneruskan sekolah mereka sampai lulus sehingga memudahkan dia
mencari pekerjaan.
D. Masalah
Pergaulan Bebas Pria-Wanita
Arti pergaulan bebas
Bila kita meninjau kembali sejarah
di negeri kita sendiri dan sejarah dunia pada umumnya, maka akan terlihat
adanya banyak persoalan yang sama, peristiwa yang sama intinya walaupun berbeda
waktunya. Dalam cerita roman Romeo dan Juliet yang termasyhur itu, yang
mengisahkan suatu kisah cinta pada zaman yang lampau, jelas bahwa pada masa itu
di Eropa tidak terdapat pergaulan yang bebas. Juga dari otobiografi mengenai
ratu-ratu dan anggota-anggota keluarga kerajaan, seorang puteri belum saling
mengenal dengan pangerannya ketika ia dilamar.
Mereka baru berkenalan sesudah
lamaran diterima. Belum dipersoalkan pihak manakah yang melamar, pihak
pangerankah atau pihak puterikah. Pernikahan merupakan suatu hasil perundingan
antara negara dan keluarga raja yang bersangkutan.
Hal yang sama juga terlihat di
benua belahan Timur. Contoh-contoh yang tak terhingga banyaknya dapat kita
ambil dari sejarah negeri kita sendiri. Bahkan bila ingatan orangtua masih
dapat meraih jauh ke riwayat nenek moyang mereka, pastilah hal yang sama akan
ditemukan pula, yakni pria dan wanita belum saling mengenal sebelum pernikahan
atau persetujuan keluarga tercapai dan mereka memasuki hidup pernikahan.
Manusia dapat bergaul bebas akan
tetapi dalam suatu ke-terikatan sosial. Manusia hidup dalam keterikatan
tanggung-jawab atas kesejahteraan sosial. Juga pemuda-pemudi dapat bergaul
dengan bebas, tetapi tidak boleh mengabaikan tanggungjawab sosial.
Dalam pergaulan bebas, bergaul
dengan siapa saja, di mana saja dan kapan saja, selalu perlu diingat :
1) Tanggung jawab atas kesejahteraan
sesama manusia.
2) Menghormati hak-hak dan harga diri
wanita dan pria.
3) Berpegang teguh pada norma sosial,
nilai-nilai moral dan tata susila, dan norma hukum.
Pergaulan bebas antara pria dan
wanita dapat menjadi pergaulan yang tidak bebas lagi. Pada suatu saat
pergaulannya menyempit dan hanya meliputi dua orang saja, seorang pemuda dan
seorang pemudi. Pergaulan bebas berarti pergaulan yang luas antara banyak
pemuda dan pemudi. Tidak terlalu menekankan pengelompokkan yang kompak antara
dua orang saja, akan tetapi antara banyak muda-mudi. Pergaulan yang sudah
terbatas antara dua muda-mudi akan berarti adanya suatu kekhususan, sehingga
orang mengatakan bahwa kedua muda mudi ini berpacaran.
Mengenali Gejolak Remaja.
Menasihati remaja tidak semudah
menasihati anak-anak. Mereka bukan lagi anak TK atau SD yang bisa duduk manis ketika
orang tua berbicara. Usia remaja, yang dimulai sekitar 14 tahun, adalah usia di
mana manusia mengalami begitu banvak perubahan baik pada organ tubuhnva maupun
pada aspek psikologisnya. Mereka yang awalnva anak-anak, kemudian masuk periode
puber, disusul ke periode sclanjutnya, di mana hormon sangat memengaruhi fisik
dan psikisnya, cenderung mengalami beragam gejolak temperamen.
Ada yang saat anak-anak pendiam,
mendadak menjadi cerewet dan pandai bergaul ketika remaja. Atau kebalikannya,
berubah jadi pendiam dan pemalu, padahal waktu anak-anak dulu is sangat pandai
bergaul. Kenapa bisa begitu? Sebab memang scjak usia puber, seorang anak akan
terus mengalami perubahan karakter. Kondisi ini memhuat orang tua agak
kehingungan menghadapinva sebab sifat mereka berubah-ubah sesuai mood.
Mencoba menasihati mereka artinya
mesti pandai-pandai membaca “medan perang”, mengatur strategi agar tidak
terjadi kesalahpahaman. Sebab, kalau sudah salah paham, bukannva komunikasi
yang baik yang terjalin melainkan pertengkaran. Lebih baik kita tnengenali dulu
seperti apa perilaku anak remaja yang berusia serba nanggung ini: dibilang
anak-anak, sudah tidak pantas, dibilang dewasa pun belum.
Remaja awal ini biasanya akan
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Cemas pada perkembangan fisik
Anak akan mengalami kecemasan,
karena mengalami perubahan fisik yang mencolok, yakni tumbuh jakun, bulu-bulu
di seluruh tubuh, juga kumis, dan mengalami mimpi basah. Saat masih SMP, mereka
masih bercelana pendek, sehingga bulu pada kaki akan nampak jelas, dan wajar
kalau mereka jadi malu akibat diejek teman. Suara pun ikut berubah, menjadi
“sember”. Ini semua akibat mulai dominannya hormon testoteron.
Sedangkan pada anak perempuan,
menstruasi mulai makin teratur, kadang disertai nyeri dan posing. Buah dada
makin membesar. Semua perubahan itu membuatnya cemas, takut diketahui oleh
teman lain, dijauhi, dan jadi risih sendiri.
E. Kecanduan
Narkotika Pada Remaja
Bukan sebuah rahasia jika
kecanduan narkotika adalah penyakit yang mengerikan, apalagi ketika remaja
telah kecanduan narkotika, maka ini merupakan hal yang lebih serius. Narkotika
mempengaruhi tubuh remaja dengan cara yang berbeda-beda. Jika remaja telah
kecanduan narkotika, maka akan lebih susah untuk mempertahankan gaya hidup
bersih dan sadar saat mereka bertambah tua.
Anak-anak telah tersentuh
narkotika dalam usia yang semakin dini. Penelitian menunjukkan bahwa saat
anak-anak memasuki kelas 8, hampir 35 persen telah mencoba narkotika. Jumlah
para remaja yang kecanduan narkotika adalah 20 persen dan itu adalah jumlah
yang terlalu besar !
Para remaja lebih rentan kecanduan
narkotika karena kondisi hidup mereka. Banyak remaja kewalahan menghadapi
masalah hidupnya sehari-hari. Banyak remaja memiliki rasa percaya diri yang
rendah, merasa cemas, ketidakmampuan untuk mengungkapkan perasaan, dan kurang
dapat mengendalikan hidup mereka. Semua hal itu sangat berkonstribusi terhadap
penggunaan narkotika dan akhirnya membuat mereka kecanduan narkotika.
Narkotika membunuh rasa sakit
kehidupan duniawi. Narkotika menghilangkan sakit fisik dan emosional dengan
merubah persepsi pecandu terhadap kenyataan. Narkotika membuat pecandu kebal
terhadap rasa sakit, keputus-asaan atau kesepian yang mereka rasakan di
kehidupan.
Berikut ini adalah tanda-tanda
umum remaja anda kecanduan narkotika:
·
Perubahan dramatis terhadap sikap dan
perilaku
·
Muram, mata berkaca-kaca
·
Sering merasa kelelahan
·
Kegagalan di sekolah
·
Berbohong atau mencuri
·
Mengisolasi diri atau kehilangan minat untuk
beraktivitas
Apa yang anda lakukan saat anda
mencurigai remaja anda terlibat dengan ketergantungan narkotika ? Pertama,
percayai insting anda. Jika anda merasa ada masalah, maka mungkin memang ada.
Cari waktu yang tepat untuk bicara dengan anak remaja anda dan katakan terus
terang tentang kekhawatiran anda. Coba berpikiran terbuka tentang apa yang
mereka katakan pada anda dan bersimpati terhadap pendapat mereka tentang
masalahnya.
Katakan pada remaja anda tentang
apa yang anda rasakan tentang ketergantungan obat mereka. Anda mungkin
khawatir, takut, dan menjadi takut tentang apa yang bakal terjadi pada mereka.
Cobalah untuk tidak menghakimi dan marah: karena hal ini akan membuat mereka
menutup diri. Anda juga bisa berbicara tentang pengamatan atau pengalaman yang
anda miliki tentang narkotika. Saat anda mungkin merasa ragu melakukan hal ini,
ini akan membuat anda lebih manusiawi di mata remaja anda.
Seringkali orang-orang terdekat
dengan anak remaja anda (dalam hal ini adalah anda) lebih mudah mengingkari
bahwa anak remaja mereka mempunyai masalah dengan narkotika. Namun ketika hal
ini menyangkut tentang ketergantungan narkotika pada anak remaja, anda tidak
dapat melakukan ini. Sangatlah penting untuk menolong mereka secepat mungkin.
Jangan menyerah dan berkecil hati jika usaha awal anda gagal. Pada akhirnya
anda akan dapat melaluinya dan kemudian anda dan anak remaja anda bisa berusaha
memulai untuk melawan ketergantungan obat bersama-sama.
F. PORNOGRAFI
Rasa ingin tahu ditambah besarnya
gairah syahwat pada masa remaja membuat banyak remaja (terutama laki-laki)
terperosok ke maksiat satu ini. Banyak media yang memuat pornografi. Mulai dari
poster, majalah, buku, sampai VCD. Bahkan majalah Playboy yang udah masyhur
kepornoannya pun udah masuk ke Indonesia setelah majalah porno lainnya eksis di
negeri ini.
Menahan pandangan dari lawan jenis
termasuk juga nggak liat hal-hal yang porno semacam ini. Pornografi juga
memancing kejahatan seperti pelecehan seksual dan pemerkosaan. Berapa banyak
kasus perkosaan berawal dari nonton VCD porno.
Alhamdulillah, nilai-nilai syariat
Islam udah mulai ditegakkan di negeri kita. Setelah Undang-Undang Anti
Pornografi dan Pornoaksi disahkan, kita nggak aman dari tuntutan hukum dunia
dalam masalah ini. Kalo ketauan liat atau bawa barang-barang berbau porno, kamu
bisa dipenjara atau kena denda. Selain itu, kamu masih harus menghadapi
tuntutan hukum akherat kalo nggak tobat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Pada dasarnya kenakalan remaja
meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang
dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan
orang-orang disekitarnya.
b. Kenakalan remaja pada zaman
sekarang ini disebabkan oleh beberapa factor. Perilaku nakal remaja disebabkan
oleh factor remaja itu sendiri (internal) maupun factor dari luar (eksternal).
c. Remaja harus bisa mendapatkan
sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya
dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal
pada tahap ini.
d. Adanya motivasi dari keluarga ,
guru , teman sebaya merupakan hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi
kenakalan remaja.
e. Anak-anak yang tidak disukai oleh
teman-temannya anak tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat
menyebabkan kegoncangan emosi.
5.2 Saran
a. Perlu adanya tindakan-tindakan
dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di Indonesia agar tidak
terjerumus pada kenakalan remaja.
b. Perlunya penanaman nilai moral ,
pendidikan dan nilai religious pada diri seorang remaja.
DAFTAR PUSTAKA
http://psikonseling.blogspot.com/2010/02/pengertian-kenakalan-remaja.html
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASHa7c5.dir/doc.pdf
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12915
http://subandowo.blogspot.com/2008/08/kenakalan-remaja.html
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASHa7c5.dir/doc.pdf
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12915
http://subandowo.blogspot.com/2008/08/kenakalan-remaja.html
Comments
Post a Comment