Tentang Hawa Nafsu
Bismillahirohmanirohim
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Dalam diri manusia tentunya ada
hawa nafsu yang selalu menemani sepanjang hidupnya. Hawa nafsu biasanya selalu
di artikan negatif atau tidak baik. Namun hawa nafsu tidak selalu identik dengan
hal yang negatif atau tidak baik. Hawa nafsu juga bisa mengarahkan kita pada
hal yang positif ke arah yang baik.
Sebelumnya kita harus tahu atau
harus bisa membedakan terlebih dahulu, mana yang di sebut nafsu dan hawa nafsu.
Kata hawa nafsu berasal dari bahasa Arab. Hawa (ﻯﻮﻬﻟﺍ)
itu pengertian kalimatnya adalah: sangat cinta; kehendak, dan Nafsu (ﺲﻔﻨﻟﺍ) pengertian kalimatnya adalah: roh; nyawa;
jiwa; tubuh; diri seseorang; kehendak; niat; selera; usaha. Kalau di gabungkan
dua kata tersebut, hawa nafsu pengertiannya adalah : suatu keinginan dalam ruh,
nyawa, jiwa, tubuh dalam diri seseorang yang ada di dalam niatnya untuk suatu
kehendak atau keinginan untuk sesuatu yang sangat di cintainya. Nah itu dalam
bentuk pengetian bahasa Arab
Namun bila di kaji secara syariat
agama pengertiannya dan penjabarannya sangat luas. Tapi pada tujuannya nafsu
itu bisa mendorong manusia pada hal yang baik dan bisa mendorong manusia pada
hal yang buruk. Tergantung dari niat atau keinginan yang ada dalam niat atau
hati manusia, untuk sesuatu yang sangat di cintainya.
Timbul pertanyaan nafsu mana yang
baik dan nafsu mana yang tidak baik. Nafsu yang baik adalah nafsu yang sudah
mendapatkan rahmat Allah di dalam hatinya. Artinya hawa nafsunya (baca di atas
tentang pengertian hawa nafsu) sudah bisa di kendalikan oleh niatnya (keinginan
hatinya) yang hanya mencintai Allah adalah segala-galanya, hingga rahmat Allah
masuk ke dalam hatinya. Sehingga nafsunya hanya mengajak untuk kebaikan dan
ketaatan kepada Allah Swt di dalam redho-Nya.
Dan nafsu yang tidak baik adalah
nafsu yang menggiring manusia pada keburukan atau perbuatan yang tidak baik.
Nafsu inilah yang harus kita perangi atau kita lawan. Nafsu yang mana yang
harus kita perangi kita lawan ? Iya nafsu syetan (iblis) dan nafsu yang ada
dalam diri kita. Itulah dua musuh yang nyata yang harus kita perangi atau kita
lawan. Seperti yang telah di sebutkan di dalam Al-Quran:
' 'Sesungguhnya syetan adalah musuh
yang sangat nyata bagimu '' (surah: Az-Zukhruf ayat: 62)
'' Sesungguhnya nafsu itu selalu mengajak manusia pada kejahatan '' (surah: Yusuf ayat:53)
'' Sesungguhnya nafsu itu selalu mengajak manusia pada kejahatan '' (surah: Yusuf ayat:53)
Nafsu inilah yang di sebut dengan
penyakit hati dan syahwat atau nafsu yang menggiring manusia pada perbuatan
yang di larang oleh Allah Swt dan hingga manusia lalai dengan kewajiban peintah
Allah Swt. Ya inilah nafsu yang harus kita perangi dan Inilah jihad yang
terbesar seperti yang di sebutkan dalam hadis. Saat para sahabat ra bertanya
kepada Nabi Muhammad saw. Pulang dari peperangan, kata Nabi saw, '' ini baru
jihad kecil dan sesungguhnya jihad paling besar adalah melawan hawa nafsu ''
Di sinilah peranan syetan yang
sangat nyata, syetan akan masuk lewat nafsu atau penyakit hati dan syahwat
(keinginan sex atau birahi) yang ada dalam diri kita. Dan apa yang menjadi
racikan ampuh syetan untuk menggiring manusia pada perbuatan dosa atau membuat
manusia lalai dengan larangan dan perintah Allah, ya dengan memberikan janji
gemerlap nikmat dunia (harta, tahta, dan wanita) tiga ini hanya salah satu di
antara sekian banyak nikmat dunia lainnya.
Iya jihad yang terbesar adalah
melawan hawa nafsu kita. Sudah sangat banyak contoh yang bisa kita lihat dan
kita dengar, manusia terjebak / tergoda pada nafsu syetan yang ada di dalam
diri manusia di dalam nafsu / penyakit hati dan syahwatnya. Bahkan seorang
hamba Allah yang sudah banyak paham dan menjalankan syariat-Nya (Al-Quran dan
Hadis) masih tergoda dengan hawa nafsu syetan. Seperti yang kita dengar
kejadian baru-baru ini (nama / insial / gelar) sengaja tidak saya sebutkan. Dan
itu sudah sering terjadi dan bisa terjadi dan bisa di alami oleh siapa saja.
Sebelum kita mengenal hakikat Tuhan yang ada di dalam diri kita. Atau rahmat
Allah belum masuk di dalam hati kita. Karena hati kita masih terselimuti hawa
nafsu syetan.
Inilah betapa pentinganya kita
belajar mengenalhakikat hawa nafsu yang
ada di dalam diri manusia. Mengapa Allah ciptakan manusia dengan nafsu. Namun
sesungguhnya di dalam nafsu itu ada rahmat Allah. Nafsu inilah yang akan
membuat hati kita merasa tenang. Merasakan lezat saat kita menyebut Nama-Nya
(Allah). Merasakan rahmat-Nya hadir dalam diri kita.
Di dalam Al-Quran Allah sudah
terangkan di dalam firman-Nya mengenai tiga macam nafsu:
Pertama, nafs al- ammarah, yaitu nafsu yang selalu mengajak manusia berbuat keburukan. Allah berfirman: '' Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang di beri rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhan ku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang '' (QS.Yusuf [12] Ayat:53)
Pertama, nafs al- ammarah, yaitu nafsu yang selalu mengajak manusia berbuat keburukan. Allah berfirman: '' Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang di beri rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhan ku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang '' (QS.Yusuf [12] Ayat:53)
Kedua Nafs al-lawwamah adalah nafsu yang selalu mencela dirinya sendiri apabila melakukan kesalahan, sehingga timbul penyesalan, dan berjanji tidak akan mengulangi berbuat kesalahan. Allah berfirman: '' Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali dirinya sendiri '' ( QS.al- Qiyamah [75] Ayat: 2 )
Ketiga, nafs al-muthma ' innah,
adalah jiwa yang tenang karena selalu mengingat Allah dan jauh dari perbuatan
dosa. Allah berfirman, '' Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu
dengan jiwa yang puas lagi di ridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah
hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surga-Ku.”( QS.al-Fajr [89] Ayat:27-30 )
Semoga kita bisa mengendalikan,
menjaga nafsu atau keinginan yang ada di tubuh kita. Baik itu lewat penglihatan
(mata), lewat pendengaran (telinga), lewat ucapan (mulut) kita. Dan semoga hakikat hawa nafsuatau mengapa
Allah menciptkan manusia dengan nafsu tentunya ada rahmat Allah di dalamnya.
Inilah yang harus kita dapatkan di dalam hati kita. Kebenaran hanya Milik-Mu ya
Allah, berikanlah kami petunjuk dan hidayah-Mu, agar kami termasuk orang-orang
yang mendapatkan rahmat-Mu. Aamiin Allahumma aamiin. Semoga bermanfaat
Comments
Post a Comment